Tulisan mengenai sosialisasi hemat energi listrik yang dilakukan oleh mahasiswa UNDIP selama pandemi Covid-19 memberikan gambaran positif tentang upaya mengurangi pembengkakan tagihan listrik akibat peningkatan pemakaian listrik rumah tangga saat WFH. Kampanye yang dilakukan dengan pendekatan door to door dan pemasangan poster di lingkungan masyarakat sangat strategis untuk meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya penghematan energi listrik. Namun, tulisan tersebut masih memiliki beberapa kekurangan yang perlu dikritisi dan diperbaiki agar program hemat energi dapat lebih efektif dan berkelanjutan.
Pertama, tulisan tersebut cenderung fokus pada langkah-langkah sederhana dan teknis seperti mematikan lampu, mencabut steker, dan mengatur penggunaan alat elektronik berdaya besar. Meskipun langkah ini penting, tulisan kurang menyoroti aspek edukasi yang lebih mendalam terkait perilaku konsumsi energi, pemahaman tentang sumber energi terbarukan, dan pengenalan teknologi hemat energi yang lebih modern. Hal ini penting agar masyarakat tidak hanya melakukan penghematan secara reaktif, tetapi juga memahami urgensi transisi energi yang ramah lingkungan.
Kedua, solusi yang ditawarkan masih bersifat parsial dan belum mencakup pendekatan sistemik seperti penggunaan energi terbarukan, smart grid, atau insentif pemerintah untuk penggunaan alat elektronik hemat energi. Perlu adanya kolaborasi antara pemerintah daerah, PLN, dan masyarakat untuk menciptakan ekosistem energi yang berkelanjutan, termasuk program subsidi atau diskon bagi pengguna alat hemat energi serta peningkatan infrastruktur listrik yang mendukung efisiensi.
Ketiga, tulisan kurang menyinggung tantangan implementasi program hemat energi di berbagai lapisan masyarakat, terutama di daerah dengan tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah. Sosialisasi yang efektif harus disertai dengan pendekatan yang inklusif dan adaptif terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat.
Melihat tren ke depan, penghematan energi listrik akan semakin penting seiring dengan meningkatnya kebutuhan listrik akibat digitalisasi dan perubahan pola kerja. Implementasi teknologi smart home, penggunaan energi terbarukan seperti panel surya rumah tangga, serta pengembangan kebijakan energi hijau akan menjadi kunci utama. Selain itu, edukasi berkelanjutan yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan harus diperkuat agar budaya hemat energi menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat.
Dengan demikian, tulisan ini dapat menjadi pijakan awal yang baik, namun perlu pengembangan lebih lanjut dari sisi edukasi, kebijakan, dan teknologi agar tujuan penghematan energi listrik dapat tercapai secara optimal dan berkelanjutan.
Farid Asyhadi
Pejabat Fungsional Inspektur Ketenagalistrikan
Dinas ESDM Provinsi Sulawesi Barat
Daftar Pustaka
Lusianna Silalahi, "Mahasiswa UNDIP Ajak Masyarakat Hemat Listrik agar Hemat Biaya," Kompasiana.com, 2021.
Valih Aqila Dhiya Vikrin, "Mahasiswa KKN Undip Ajarkan Menghemat Listrik," Kompasiana.com, 2021.
Nike Yunita, "Ekonomi Merosot Selama Pandemi, Mahasiswa UNDIP Ajarkan Hemat Energi Listrik Cegah Pembengkakan Tagihan Listrik," Kompasiana.com, 2021.
Sitti Nuriyah Wachidah, "Vampir Listrik Mengintai, Mahasiswi Undip Ajak Masyarakat Berhemat Energi Listrik di Masa Pandemi Covid-19," Kompasiana.com, 2022.
Komentar
Posting Komentar