Menimbang Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Tengah Krisis Energi Indonesia: Peluang, Tantangan, dan Strategi Transisi Energi Berkelanjutan
Tulisan “Krisis Listrik: Sudah Saatnya kah Kita Mulai Melirik Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir?” menghadirkan diskusi penting mengenai opsi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) sebagai solusi jangka panjang menghadapi potensi krisis listrik dan kebutuhan energi yang terus meningkat di Indonesia. Penulis mengangkat fakta bahwa ketergantungan Indonesia pada bahan bakar fosil, seperti batu bara dan gas, masih sangat besar, sementara pengembangan energi baru terbarukan (EBT) belum optimal. PLTN menawarkan kapasitas besar dan pasokan listrik yang stabil tanpa emisi karbon langsung, yang dapat menjadi pelengkap dalam bauran energi nasional.
Namun, tulisan ini juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu dikritisi. Pertama, pembahasan risiko dan tantangan PLTN seperti isu keamanan operasi, pengelolaan limbah radioaktif, serta penerimaan sosial masyarakat masih minim dan kurang mendalam. Padahal, aspek ini sangat krusial dalam menentukan kelayakan dan keberlanjutan PLTN di Indonesia. Kedua, tulisan kurang menyoroti perkembangan regulasi dan kesiapan infrastruktur nasional yang menjadi prasyarat utama pembangunan PLTN, termasuk kebutuhan sumber daya manusia dan teknologi. Ketiga, belum ada analisis komprehensif terkait integrasi PLTN dengan strategi transisi energi nasional yang berfokus pada peningkatan EBT dan pengurangan emisi karbon sesuai target nasional dan internasional.
Solusi yang perlu dipertimbangkan adalah melakukan kajian mendalam dan transparan mengenai aspek teknis, ekonomi, sosial, dan lingkungan PLTN, melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk membangun pemahaman dan dukungan publik. Pemerintah harus memperkuat kerangka regulasi yang mengatur keamanan dan pengelolaan limbah nuklir serta menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten. Selain itu, PLTN perlu diposisikan sebagai bagian dari portofolio energi yang seimbang, yang bersinergi dengan pengembangan energi terbarukan seperti tenaga surya, air, dan panas bumi. Pengembangan teknologi penyimpanan energi dan smart grid juga penting untuk mengoptimalkan integrasi berbagai sumber energi.
Melihat tren ke depan, Indonesia berada di persimpangan penting dalam transisi energi menuju sistem kelistrikan yang lebih bersih dan berkelanjutan. PLTN memiliki potensi sebagai solusi jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan listrik yang stabil dan rendah emisi, namun keberhasilannya sangat bergantung pada kesiapan teknis, sosial, dan regulasi. Peningkatan investasi pada energi terbarukan dan efisiensi energi harus terus dipacu untuk mendukung target nasional pengurangan emisi karbon dan mencapai net zero emission pada 2060 atau lebih awal. Dengan pendekatan holistik dan kolaboratif, Indonesia dapat mengatasi krisis listrik sekaligus mewujudkan masa depan energi yang berkelanjutan.
Farid Asyhadi
Pejabat Fungsional Inspektur Ketenagalistrikan
Dinas ESDM Provinsi Sulawesi Barat
Daftar Pustaka:
Edi Ariyanto, “Krisis Listrik: Sudah Saatnya kah Kita Mulai Melirik Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir?” Kompasiana.com
Institute for Essential Services Reform (IESR), “Pemerintah Perlu Pastikan Strategi Capai Target Energi Terbarukan di RUPTL 2025-2034,” 2025
Kementerian ESDM RI, “Pemerintah Optimistis EBT 23% Tahun 2025 Tercapai,” 2025
Hukumonline.com, “Permen ESDM 10/2025 dan Transisi Ketenagalistrikan di Indonesia,” 2025
Antaranews.com, “Cek Fakta Tarif Listrik Per Juli 2025 Naik Secara Nasional?,” 2025
Komentar
Posting Komentar