Dampak Subsidi Listrik terhadap Konsumsi Rumah Tangga dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Tahun 2025
Subsidi listrik merupakan salah satu instrumen kebijakan fiskal penting yang diterapkan pemerintah Indonesia untuk menjaga keterjangkauan harga listrik bagi masyarakat, terutama di tengah kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% pada awal 2025. Pada Januari-Februari 2025, pemerintah memberikan diskon tarif listrik sebesar 50% untuk pelanggan rumah tangga dengan daya 450 VA hingga 2.200 VA sebagai stimulus ekonomi yang diharapkan dapat mendorong daya beli masyarakat dan menjaga stabilitas harga barang dan jasa.
Pengaruh Subsidi Listrik terhadap Konsumsi dan Pertumbuhan Ekonomi
Subsidi listrik menurunkan biaya pengeluaran rumah tangga untuk listrik, sehingga meningkatkan daya beli mereka. Dengan pengeluaran listrik yang lebih rendah, masyarakat memiliki sisa pendapatan yang dapat dialokasikan untuk konsumsi barang dan jasa lainnya, yang secara langsung mendorong pertumbuhan konsumsi domestik. Penelitian menunjukkan hubungan positif antara subsidi listrik dan peningkatan konsumsi rumah tangga di Indonesia (Sugiartiningsih, 2020).
Selain itu, sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang sangat bergantung pada listrik dalam operasionalnya juga mendapat manfaat besar. Dengan biaya listrik yang lebih rendah, UMKM dapat meningkatkan produktivitas, mengembangkan usaha, dan memperluas pemasaran, yang pada akhirnya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Subsidi listrik juga berperan dalam menjaga stabilitas harga produksi di berbagai sektor usaha, sehingga menekan inflasi dan mendukung kestabilan ekonomi. Namun, perlu diwaspadai bahwa subsidi yang berlebihan dapat menimbulkan deflasi yang berpotensi menghambat pertumbuhan sektor industri dan membebani fiskal negara.
Kekurangan dan Tantangan
Subsidi listrik menimbulkan beban fiskal yang besar, sehingga perlu pengelolaan yang efisien agar tidak mengganggu alokasi anggaran untuk sektor lain seperti infrastruktur dan kesehatan.
Subsidi yang tidak tepat sasaran dapat menyebabkan ketidakefisienan dan pemborosan energi.
Pengaruh subsidi terhadap pertumbuhan ekonomi secara makro masih menunjukkan hasil yang beragam dan perlu evaluasi berkelanjutan.
Solusi dan Tren Kedepan
Penyaluran subsidi yang lebih tepat sasaran, dengan memprioritaskan kelompok rumah tangga berpenghasilan rendah dan sektor UMKM agar manfaatnya maksimal.
Pengembangan program efisiensi energi untuk mengurangi konsumsi listrik berlebihan sekaligus menjaga daya beli masyarakat.
Diversifikasi sumber energi terbarukan untuk mengurangi ketergantungan pada subsidi listrik berbasis energi fosil.
Peningkatan literasi energi dan penggunaan teknologi hemat energi di masyarakat dan industri.
Evaluasi berkala kebijakan subsidi agar sejalan dengan dinamika ekonomi dan target pembangunan nasional.
Dengan pengelolaan yang tepat, subsidi listrik dapat terus menjadi alat efektif dalam mendukung konsumsi rumah tangga dan pertumbuhan ekonomi Indonesia, sekaligus menjaga stabilitas harga dan kesejahteraan masyarakat.
Farid Asyhadi
Pejabat Fungsional Inspektur Ketenagalistrikan
Dinas ESDM Sulawesi Barat
(Sumber utama: Kompasiana, tulisan Akhmad Izul Akmal, 2025 dan berbagai studi terkait)
Komentar
Posting Komentar