Transformasi Kereta Rel Listrik (KRL) Indonesia: Dari Angkutan Kumuh Menuju Moda Transportasi Modern dan Andal
Dalam satu dasawarsa terakhir, Kereta Rel Listrik (KRL) di Indonesia telah mengalami transformasi signifikan, berubah dari angkutan yang identik dengan kekumuhan, kepadatan, dan minimnya keamanan menjadi salah satu moda transportasi publik yang modern, cepat, aman, dan nyaman. Kisah masa lalu KRL yang dicirikan oleh gerbong tanpa pintu, pengamen dan pedagang yang memenuhi gerbong, serta tingkat kriminalitas seperti pencopetan, kini menjadi bagian dari sejarah 1.
Perubahan masif ini merupakan hasil dari strategi transformasi bisnis KAI Commuter yang berfokus pada penutupan celah kebocoran dan optimalisasi pendapatan. Langkah-langkah kunci yang diambil meliputi:
Penertiban Penumpang Gelap: Penerapan tiket elektronik dan keharusan memiliki saldo minimal telah memastikan semua pengguna membayar sesuai tarif, menekan angka penumpang ilegal 1.
Penertiban Area Stasiun: Penutupan akses pintu tidak resmi dan penggusuran kios pedagang di sekitar stasiun, seperti di area Barel Stasiun UI, telah secara signifikan meningkatkan kenyamanan dan keamanan di lingkungan stasiun 1.
Optimalisasi Aset: KAI Commuter memanfaatkan aset stasiun dengan menyewakan tempat kepada tenant atau kios komersial, serta melakukan pembiayaan kreatif seperti hak penamaan stasiun (exclusive naming rights) untuk menambah sumber pendapatan non-tarif 1.
Transformasi ini telah berhasil menarik minat masyarakat luas, termasuk figur publik, untuk beralih menggunakan KRL, menjadikannya pilihan efektif untuk menghindari kemacetan dan kebijakan ganjil-genap di Jakarta 1.
Tantangan dan Pengembangan Masa Depan
Meskipun telah mencapai banyak kemajuan, KAI Commuter terus berupaya meningkatkan pelayanannya. Salah satu tantangan utama adalah pemenuhan sarana KRL baru untuk menggantikan rangkaian kereta yang telah memasuki masa pensiun atau penghentian operasional karena usia teknis 32.
Untuk memenuhi kebutuhan operasional yang terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penumpang, KAI Commuter melakukan langkah-langkah strategis:
Pengadaan KRL Baru: KAI Commuter mendatangkan sarana KRL baru secara bertahap dari berbagai produsen. Sejak 30 Januari 2025 hingga 22 Mei 2025, sebanyak 8 rangkaian KRL baru telah tiba, terdiri dari 7 rangkaian dari CRRC Sifang China dan 1 rangkaian dari PT INKA 3. KRL impor dari China ini akan mulai beroperasi pada April 2025 setelah melalui uji coba internal dan sertifikasi oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan 26.
Peningkatan Kapasitas: Dengan penambahan 8 rangkaian KRL impor pada 2025, KAI Commuter akan memiliki total 23 kereta baru, sangat diperlukan mengingat jumlah penumpang yang terus meningkat 4.
Perawatan Sarana: PT IMSS (anak perusahaan PT INKA) dan KAI Commuter telah menandatangani kontrak perawatan KRL-KFW untuk periode 2024-2025, khususnya di Area 6 Yogyakarta, untuk memastikan keandalan operasional 5.
Dengan penambahan sarana baru dan komitmen terhadap perawatan, KAI Commuter berupaya terus meningkatkan kenyamanan, ketepatan waktu, dan keamanan penumpang, memastikan KRL tetap menjadi tulang punggung transportasi publik yang andal di Indonesia 1.
Farid Asyhadi
Pejabat Fungsional Inspektur Ketenagalistrikan
Dinas ESDM Sulawesi Barat
Komentar
Posting Komentar