Sanggupkah Indonesia Membangun Ekosistem Kendaraan Listrik? Peluang dan Tantangan Menuju Indonesia Emas 2045
Tulisan ini membahas secara komprehensif peluang dan tantangan Indonesia dalam membangun ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) sebagai bagian dari visi Indonesia Emas 2045. Pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 telah menetapkan langkah strategis untuk mempercepat adopsi dan pengembangan kendaraan listrik, memanfaatkan potensi besar sumber daya mineral seperti nikel, timah, bauksit, dan tembaga yang dimiliki Indonesia sebagai bahan baku baterai lithium. Tulisan menyoroti bahwa 60% komponen kendaraan listrik berasal dari baterai lithium, sehingga pengembangan industri hilirisasi mineral menjadi kunci untuk menjadikan Indonesia produsen utama baterai dan kendaraan listrik di pasar global. Selain itu, percepatan penggunaan kendaraan listrik oleh instansi pemerintah dan sektor transportasi publik serta layanan online menjadi pendorong utama pertumbuhan pasar kendaraan listrik domestik.
Namun, tulisan juga mengungkap sejumlah hambatan yang masih harus diatasi, seperti tingginya biaya produksi dan perawatan baterai meskipun bahan baku melimpah, serta belum adanya standar nasional yang jelas untuk produksi kendaraan listrik yang sesuai dengan kebutuhan pasar lokal dan internasional. Tantangan lain termasuk kebutuhan investasi besar, pengembangan infrastruktur pengisian daya, dan persaingan global yang ketat. Meskipun penjualan kendaraan listrik di Indonesia menunjukkan tren positif dengan pertumbuhan signifikan, Indonesia harus terus berinovasi dan memperkuat kebijakan agar tidak hanya menjadi pasar konsumen, tetapi juga produsen yang kompetitif.
Solusi yang dapat diambil meliputi penguatan regulasi dan standar nasional kendaraan listrik untuk menjamin kualitas dan keselamatan produk, serta insentif fiskal dan non-fiskal untuk menarik investasi dalam industri baterai dan kendaraan listrik. Pengembangan infrastruktur pengisian daya yang luas dan mudah diakses harus diprioritaskan agar mendukung kenyamanan pengguna kendaraan listrik. Kolaborasi antara pemerintah, industri, dan akademisi sangat penting untuk riset dan pengembangan teknologi baterai yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Tren ke depan menunjukkan bahwa kendaraan listrik akan mendominasi pasar otomotif global, dan Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemain utama jika mampu mengatasi hambatan tersebut serta memanfaatkan sumber daya alam dan kebijakan yang ada secara optimal.
Farid Asyhadi
Pejabat Inspektur Ketenagalistrikan
Dinas ESDM Sulawesi Barat
Daftar Pustaka:
Fritz20, “Sanggupkah Indonesia Membangun Ekosistem Kendaraan Listrik?,” Kompasiana, 2023.
Kementerian ESDM RI, “Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai,” 2019.
GAIKINDO, “Data Penjualan Mobil Listrik di Indonesia 2025,” 2025.
PwC Indonesia, “Electric Vehicle Sales Review Q1 2025,” 2025.
ANTARA News, “Strategi Pemerintah dalam Pengembangan Kendaraan Listrik,” 2025.
Komentar
Posting Komentar